Detail Berita

LITERASI

Selasa, 10 Mei 2022 20:04 WIB
106 |   -

Akhir aknir ini kita sering mendengar istilah  literasi, yang dihubungkan dengan aktivitas dunia penidikan. Gerakan literasi gaungnya sudah merambah dipenjuru negeri ini. Tetapi tanpa kita sadari sudah terjadi salah kaprah terhadap pengertian atau makna dari literasi itu sendiri.

Salah kaprah ..? Literasi selama ini kita maknai sebagai aktivitas membaca atau menulis saja. Tidak salah anggapan tersebut, karena membaca dan menulis memang aktivitas literasi. Tidak ada yang salah dengan membaca dan menulis. Hanya saja kita terpola dengan membatasi aktivitas literasi sebatas membaca dan menulis, Padahal, membaca dan menulis hanya sebagai pintu gerbang aktivitas literasi.

Makna literasi semakin berkembang. Membaca dan menulis adalah literasi dasar. Artinya, jangan berhenti di kegiatan membaca dan menulis. Literasi harus menjadi sebuah kegiatan yang mengembangkan banyak keterampilan.

Apakah bisa? Sangat bisa. Ajak siswa untuk membaca atau menonton sebuah  film, drakor atau apaun. Membaca atau menonton film jangan hanya jadi kegiatan pasif dan sunyi. Setelah membaca atau menonton, buat aktivitas yang seru. Nah, hal demikian sangat mungkin dilakukan di sekolah dan dimanapun. Misalnya, siswa membaca buku cerita. Setelah selesai, ajaklah berdiskusi santai, membahas isi buku tersebut. Buatlah diskusi kecil membahas banyak hal tentang buku itu. Bisa apa saja.

Misal  membahas tokoh yang paling disukai siswa. Kondisikan agar siswa antusias menceritakannya. Jangan sampai siswa merasa diinterogasi, biarkan mereka menyampaikan pemahamannya tentang isi bacaanya, menceritakan kembali menurut versi mereka.

Kembangkan daya imajinasi siswa. Tanyakan, misalnya, kira-kira apa  menu favorit makan siang tokoh kesukaan siswa. Ajak siswa untuk membayangkan menu favorit sang tokoh.  Ajak mereka untuk  mencari bahan bahan untuk membuat makanan favoritntersebut, bagaimana cara memasaknya, bahkan pada kegiatan yang lebih jauh kita bsas mengajak siswa untuk praktik memasak menu favorit sang tokoh. Libatkan siswa dan beri tanggung jawab.

Apakah yang demikian bisa disebut kegiatan literasi? O, jelas. Ini kegiatan literasi. Salah satu makna literasi adalah kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Menyiapkan makan butuh keterampilan. siswa belajar mengenal bentuk dan warna, belajar membuat pengelompokan, belajar tentang ukuran, dan belajar yang lainnya.

Sederhana, ya? Iya. Bukan hanya sederhana, juga menarik dan menyenangkan.

Nah, inilah maksud membaca dan menulis itu literasi dasar, atau saya sebutkan tadi sebagai pintu gerbang. Jadi, jangan berhenti di kegiatan membaca atau menulis saja. Lanjutkan dengan kegiatan yang lain.

Jangan sampai mati gaya karena terpaku pada pemahaman literasi yang sempit. Kegiatan literasi yang kaya, bisa menjadi alternatif yang tidak saja anti-mati gaya, juga mengakrabkan guru dan siswa. Siapa yang tidak mau?

Kuncinya adalah berpikir terbuka. Pendam dalam-dalam bahwa kegiatan literasi hanya berhenti di membaca dan menulis. Kembangkan banyak hal setelah membaca dan menulis.

Kegiatan literasi juga dapat kita terapkan dirumah dengan anak anak.

Keluarga merupakan salah satu kunci keberhasilan gerakan literasi, bahkan lebih menentukan daripada sekolah. Manusia literat dibangun dan dikembangkan di rumah. Keluargalah yang menyediakan bibit unggul generasi literat. Sekolah dan masyarakat adalah lahannnya. Meski di lahan tandus, kalau bibitnya memang kualitas super, tetap bisa tumbuh.

 

Bagaimana membentuk generasi literat?  Pertama, sediakan lingkungan yang ramah literasi. Sediakan buku-buku berkualitas, tontonlah tayangan-tayangan berkualitas, jadikan obrolan di rumah sebagai percakapan berkualitas, dan manfaatkan waktu luang dengan aktivitas produktif.

 

Kedua, jadilah model literat. Jangan mudah  termakan hoaks, tidak jeli memahami informasi dan situasi. Tunjukkan diri sebagai orang yang solutif.

Ketiga, lakukan. Tidak perlu dibahas, kan?

Jalan menuju generasi literat masih sangat panjang. Kita masih berkutat di seputar literasi dasar yang belum juga bisa diurai. Padahal, perkembangan zaman sudah menantang kita untuk segera maju menuju literasi-literasi yang lain, terutama literasi visual dan literasi digital.

Melompatlah  keluar. Jangan diam


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini